RAMADHAN MOMEN SPESIAL UMKM



  • Sebagai bulan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia maka Ramadhan menjadi momentum tepat untuk para penggiat UMKM menangkap peluang besar pasar muslim yang berjumlah kurang lebih 87% penduduk Indonesia. Bulan Ramadhan bagi penggiat bisnis dikategorikan sebagai ladang rejeki. Tidak mengherankan jika Tahun 2022 lalu tercatat jumlah uang beredar selama bulan Ramadhan mencapai 250T.

    Setiap Ramadhan terjadi paradox konsumsi. Di saat konsumen harus menahan hawa nafsu, justru hasrat berbelanja seakan tak tertahankan. Akibatnya sering terjadi revenge spending! inilah momentum tepat untuk para penggiat umkm menangkap peluang besar pada pasar Ramadhan.

    Insights dari InMobi menyimpulkan 60% konsumen berencana membelanjakan uang mereka minimal sebesar 3 juta rupiah selama Ramadhan yang mana 56% transaksi dilakukan secara online. Fenomena ini diperkuat insight dari The Trade Desk dan YouGov bahwa 2/3 dari masyarakat beraktivitas secara online selama Ramadhan dengan kategori pembelanjaan terbesar dihabiskan untuk pakaian, parcel dan kebutuhan sehari-hari.

    Agar dapat memanfaatkan peluang besar pasar Ramadhan maka penggiat bisnis UMKM perlu memahami perilaku muslim milenial yang berkembang begitu cepat dan dinamis untuk selanjutnya merancang strategi pemasaran bisnis yang efektif.

    Seluruh strategi pemasaran dibangun di atas STP – Segmentation, Targeting dan Positioning. Selama Bulan Ramadhan segmen pasar muslim terpecah menjadi beberapa segmen (Yuswohadi). Pertama adalah segmen muslim patuh (the devoted faster) yang memanfaatkan Bulan Ramadhan untuk fokus beribadah dengan meningkatkan amalan baik. Kemudian ada segmen juru masak (The Home Maker) yang menyambut Bulan Ramadhan dengan meningkatkan skill memasak mereka baik di kala sahor ataupun berbuka. Lalu ada segmen fashionista (The Ramadhan Goomer) yang menyambut Hari Raya Idul Fitri sebagai ajang untuk tampil cantik dan mempesona. Selanjutnya ada segmen gadgeters (The Tech follower) yang memanfaatkan uang THR untuk membeli gadget tipe terbaru. Dan terakhir segmen mudikers (The Homecomer) yang memanfaatkan Bulan Ramadhan untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga besar.

    Beberapa segmen ini mewarnai aktivitas pasar muslim selama Ramadhan selain fokus menjalankan ibadah puasa, banyak umat muslim yang rajin memasak makanan untuk berbuka dan sahur bersama keluarga, membeli takjil sekaligus ngabuburit bersama keluarga, mengadakan buka bersama, membeli baju dan perlengkapan lebaran, membeli dan membagikan hampers hingga menservis kendaraan untuk persiapan mudik. Ramadhan 2022 juga mencatatkan kenaikan 4x lipat penjualan perlengkapan ibadah, disusul kategori makanan, minuman, rumah tangga, perawatan diri dan kecantikan.

    Saat ini umat muslim melangkah ke minggu ke-3 dan 4 Bulan Ramadhan dimana minat belanja mulai merangkak naik dan memuncak. Masyarakat sudah mulai membayangkan kehebohan mudik di kampung. Dan saat mudik, mereka harus bawa oleh-oleh. Tak heran jika oleh-oleh adalah item produk yang laris-manis. Google search memberikan data akan banyaknya pengunjung mencari informasi produk perawatan/kecantikan, fashion, hampers, restoran untuk bukber, dan lainnya.

    Dan pada saat lebaran nanti diprediksi konsumsi lebih banyak ke makanan-minuman di resto. Atau belanja fesyen di mal atau pasar. Seiring dengan masyarakat mulai kembali dari mudik, minat belanja pun perlahan mulai surut. Namun minat untuk berlibur di destinasi lokal bersama keluarga akan mengalami kenaikan termasuk makanan khas lokal untuk dijadikan oleh-oleh saat balik ke ibukota.

    Jangkar dari STP adalah positioning yang merupakan strategi untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan di mata pelanggan. Positioning yang telah kita ‘tancapkan’ kedalam benak pelanggan sesungguhnya adalah janji yang kita berikan. Janji tersebut haruslah ditepati dengan dukungan diferensiasi.

    Jadi, merek bukan hanya harus dipersepsikan secara berbeda oleh pelanggan. Kalau baru begini namanya positioning, sifatnya masih abstrak. Diferensiasi sifatnya lebih konkret. Sebuah merek harus benar-benar berbeda dalam hal konten (apa yang ditawarkan), konteks (bagaimana cara menawarkannya), dan infrastruktur (enabler) yang digunakan untuk menciptakan konten dan konteks tersebut.

    Untuk bisa berhasil memanfaatkan peluang dengan maksimal maka penggiat bisnis UMKM harus fokus pada strategi diferensiasi, yang merupakan proses menambahkan serangkaian perbedaan yang penting dan bernilai, guna membedakan tawaran bisnisnya itu dari tawaran pesaing. Diferensiasi merupakan core taktik dari sebuah perusahaan karena lewat diferensiasi inilah pelanggan bisa benar-benar melihat perbedaan antara merek kita dan pesaing dan kemudian memilih merek kita. Diferensiasi mendukung positioning yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Semakin banyak aspek yang mendukung, semakin kuatlah positioning yang bisa dicapai. Dalam bentuknya yang lebih ‘solid’, diferensiasi yang dipakai untuk mendukung positioning itu terlihat pada paket ‘bauran pemasaran’ atau marketing mix (Kartajaya). Karena itu untuk melakukan diferensiasi sebenarnya sudah dimulai sewaktu menetapkan positioning. Kalau diferensiasi “gagal” pada waktu menetapkan positioning, maka konsumen tidak akan melihat perbedaan dengan pesaing. Kalau sudah begitu, maka price menjadi satu-satunya senjata untuk memenangkan persaingan.

    Semoga penggiat bisnis UMKM dapat mengembangkan formulasi skenario strategi pemasarannya dengan lebih baik dengan menawarkan produk yang berbeda dengan produk perusahaan lainnya sehingga dapat memanfaatkan momen spesial penjualan di Bulan Ramadhan ini.

  • 0 Comments:

    Post a Comment

    ALAMAT

    Cihanjuang - Cimahi, Jawa Barat

    EMAIL

    idoeyoptima@gmail.com

    TELEPON

    (022) 664 6418

    MOBILE

    +62 812-2137-498