Banyak pakar mendefinisikan tentang profesional dan pelayanan prima. Mungkin ringkasnya ada dua hal, yaitu produknya dan hospitality/ pelayanannya.
Berbelanja adalah proses interaksi antara penggiat umkm dengan pembeli, antara pembeli dengan barang yang dijual.
Interaksi antara penggiat umkm dan pembeli haruslah dengan hati dan empati, sedangkan interaksi antara pembeli dan barang haruslah dengan kualitas dan nilai lebih.
Keunggulan pelayanan bersumber dari sikap manusia dan kualitas produk yang dijual.
Keunggulan pelayanan ada didalam sikap positif orang-orang yang berada di garda terdepan untuk menjadikan bisnis ini yang terbaik dan persepsi positif tentang kualitas produk yang dijual.
Produknya sempurna, sesuai standar normatif yang ada, bentuk, ukuran, bahan, sampai pengemasan. Maka diperlukan quality control yang baik dan ajeg.
Pelayanannya yang cepat, tepat (jenis, ukuran, bentuk, warna, tepat waktu bahkan lebih cepat, dan lain-lain), mudah (mudah diakses, cepat dilayani, mudah pembayaran, dan lain-lain), menyenangkan, dan aftersales (boleh retur/ tukar/ ganti bila tidak sesuai ekspektasi).
Hospitality pelayanannya memerlukan ketrampilan khusus seperti senyum, salam, sapa, bantu, ucapkan terimakasih, dan undang kembali (keterampilan “magicword”, intonasi suara, body language, dan lain-lain).
Penting bagi penggiat umkm sadari untuk jangan “terlalu cinta” menghasilkan produknya saja hingga lupa bahwa kepuasan pelanggan terjadi bila mendapatkan total quality service, rangkaian produk dan pelayanan prima.
Kita bukan cuma memenuhi needs dan wants, itu hanya menghasilkan satisfaction/ kepuasan. Tapi bagaimana kita melampaui satisfaction itu dengan rangkaian service exellent sehingga konsumen senang-bahagia (delightful). Itu butuh persiapan, strategi pelayanan, pelatihan, pembiasaan dan pengawasan berkelanjutan.
Pelanggan adalah segala-galanya bagi bisnis kita. Mungkin perlu kita renungkan betapa berharganya pelanggan bagi kelangsungan hidup bisnis kita.
Mutu pelayanan yang prima adalah hidup dan mati bagi penggiat umkm. Perbedaan kecil dalam pelayanan dapat menunjukkan level kita.
Penggiat umkm harus cerdas mengambil hati dan menyentuh emosi pelanggan dengan energi positif, sehingga pelanggan merasa senang dan bahagia untuk berbelanja.
Kunci pelayanan adalah memperlakukan konsumen sesuai harkat dan martabatnya. Pelanggan adalah benar-benar pihak yang memiliki harga paling tinggi dari keseluruhan dinamika usaha pelayanan kita: mereka penting dan menentukan keberadaan organisasi kita, kita sangat tergantung dari mereka, merekalah yang memberikan peluang kepada kita untuk melakukan usaha kita, mereka selalu menjadi pemenang dalam setiap perdebatan dengan kita, karena bila sampai mereka kita kalahkan maka mereka bukan lagi pelanggan kita, mereka pasti sudah lari mencari pelayanan lain.
Aturan dasar dari keramahan yang harus dimiliki penggiat umkm adalah perasaan dan ungkapan. Layanan kita adalah mengungkapkan rasa senang menyambut pelanggan dengan senyuman manis sepenuh hati. Dengan kata lain, keramahan tak tulus tidak bisa disebut ramah.
Pelanggan paling benci senyuman tak tulus.
Tentu ada kalanya lelah melayani pelanggan, sebab menghadapi pelanggan dengan senyum setiap saat itu sulit. Walau sulit, penggiat umkm senantiasa senang dengan pekerjaannya.
Sikap layanan prima berarti pengabdian yang tulus penggiat umkm terhadap bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan.
Dapat menghadiahkan hari yang bahagia kepada seluruh pelanggan. Memberikan kebahagiaan kepada pelanggan adalah sesuatu yang istimewa dan tak bisa dilakukan sembarang orang.
Semakin bahagia pelanggan berbelanja di tempat kita, semakin bisnis kita akan menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang lebih banyak.
Terlebih bagi pelaku umkm yang bergerak dalam bisnis jasa, pengguna jasa adalah pihak paling penting dalam memutar roda bisnis.
Sebab dalam bisnis jasa kita menerima biaya pelayanan terpisah. Dengan adanya transaksi biaya pelayanan, muncul hak dan kewajiban untuk melayani pengguna jasa.
Tugas kita bukan hanya memberi kepuasan, tetapi juga menyentuh hati pelanggan. Semua demi pelanggan. Menyentuh hati pelanggan bisa dimulai dari senyuman. Senyum berkelas, yang hanya bisa dilihat di perusahaan kita.
Senyum adalah senjata sekaligus perisai paling kuat. Target utama bisnis kita adalah membuat semua orang tersenyum dengan tulus. Sikap positif, empati, senyum, solusi, kualitas, penampilan, dan kata-kata baik; adalah hal-hal yang bisa menciptakan keunggulan yang luar biasa saat penggiat umkm dan pelanggan berinteraksi.
Tidak boleh ada satu pelangganpun yang kecewa atau kurang berkenan. Seorang pelanggan yang kurang puas sedikit saja, akan menceriterakannya kepada 10 orang lainnya.
Angka-angka tersebut akan terus membengkak dengan perkalian yang sama mouth-to-mouth, sehingga akan menentukan posisi citra kita, baik atau buruk, perusahaan kita maju meningkat atau menurun, ditinggalkan pelanggannya dan pailit.
Tanpa pelayanan yang benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka mau atau tidak mau, cepat atau lambat perusahaan akan gulung tikar dan ditinggalkan pelanggannya.
Bisa saja penyebabnya hanya masalah kecil, misalnya suara/ kata, bahasa yang tidak enak didengar ditelepon sewaktu menerima pesanan, atau waktu pengiriman yang tak sesuai janji, ukuran/ bentuk/ warna/ harga, apapun itu, bisa meruntuhkan usaha kita.
Jadi, penggiat umkm harus fokus pada menjaga kualitas produk dan pelayanan dengan baik, siapkan crew dengan baik, kendalikan secara ketat setiap celah ketidakpuasan pelanggan secara berkesinambungan.
Tidak pernah ada usaha yang bangkrut karena ada pesaing yang lebih hebat, yang ada adalah bangkrut karena anda kurang hebat. Kunci sukses penggiat umkm bukan berada pada lemahnya pesaing, tetapi pada kuatnya sikap positif penggiat umkm untuk memuliakan pelanggan dengan lebih baik.
0 Comments:
Post a Comment