• Mencari Harga Yang Pas



    Kebijakan penyesuaian harga BBM yang dipicu oleh suasana geopolitik dan proyeksi perekonomian dunia yang sangat dinamis membawa efek bola salju ke berbagai sektor.

    Pelaku UMKM yang selama ini justru menjadi "bumper" perekonomian Indonesia berpotensi menerima dampak terberat dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan berimplikasi logis pada beban mereka dalam memutar roda bisnisnya.

    Pelaku UMKM dihadapkan pada kesulitan akan langka/ mahalnya bahan baku, kekurangan amunisi untuk meng-upgrade equipment dan inputan lain agar bisa mengejar produk up to date serta kecepatan produksi, ongkos buruh juga naik, biaya produksi lain seperti listrik juga cukup mahal buat mereka.

    Disisi lain, akibat daya beli konsumen yang pendapatannya merosot akibat inflasi memaksa sebagian besar masyarakat/ konsumen sepi menahan diri dan lebih fokus ke kebutuhan pokok dan mendasar. Dilema buat semua.

    Kenaikan harga merupakan sebuah perangsang yang kompleks dan sebagian pelaku UMKM merasakannya secara lebih luas daripada terpaku pada peran negatifnya sebagai pengeluaran sumber-sumber ekonomi.

    Bagi pelaku UMKM yang penting saat ini adalah kepastian bisnisnya bisa terus menghasilkan uang. Uang menjadi pelumas stagnasi bisnis mereka. Ketahanan bisnis UMKM saat ini adalah cashflow positif, dan itu ditentukan oleh daya beli konsumen untuk merespon kenaikan harga barang dan jasa.

    Keputusan naik harga pasti jadi opsi terakhir buat semua pemilik brand. Banyak sekali pertimbangan sehingga tidak sedikit yang harus berfikir 101 kali sebelum akhirnya harus menaikkan harga, termasuk kemungkinan terburuk pelanggan bakal kabur dan pindah ke kompetitor.

    Situasi inflasi seperti sekarang ini sulit untuk pemilik brand/produk untuk tidak menaikkan harga supaya bisa menjaga bisnis tetap sehat dibarengi peningkatan kualitas atau nilai untuk pelanggan.

    Harga terbentuk dari komitmen jual beli, tidak lagi ditentukan secara sepihak, penjual atau pembeli.

    Harga tidak lagi terbentuk dari nilai produksi plus margin laba. Saat ini kunci untuk menentukan harga jual terletak pada pemahaman pelaku bisnis akan nilai yang diberikan konsumen kepada produk. Dan nilai tersebut berasal dari persepsi konsumen akan kepuasan total yang bisa diperolehnya dari produk itu.

    Bila harga lebih tinggi dari nilai yang dirasakan, pertukaran tidak akan terjadi. Bila kedua sisi persamaan pertukaran dalam manajemen pemasaran sesuai, pertukaran akan terjadi.

    Harga hanyalah persepsi. Unsur persepsi sangat penting untuk dipertimbakan dalam penentuan harga konsumen. Otak kita mengingat harga sebagai harga tinggi/ mahal atau rendah/ murah, daripada mengingat angka tertentu. Setiap konsumen memiliki persepsi terhadap tingkat harga suatu produk.

    Persepsi ini dimulai dari harga terendah ke harga tertinggi yang bisa diterima, sehingga terbentuk spektrum harga.

    Titik terendah dan tertinggi dalam suatu spektrum harga adalah merupakan psychological pricing point yang sulit dilewati.

    Kalau harga ditetapkan dititik terendah, persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan turun. Kalau kenaikan harganya melebihi batas spektrum, yang terjadi tidak ada permintaan. Selama harga suatu produk masih berada dalam spektrumnya, maka harga tersebut dianggap sesuai (fair).

    Bagi pelaku UMKM spektrum harga ini sangat penting. Jika tahu spektrum yang tepat untuk produknya, mereka bisa menaikkan harga tanpa khawatir terjadi penurunan penjualan yang signifikan.

    Bahkan boleh jadi banyak konsumen tak akan terlalu sadar bahwa harga barang yang dibelinya sudah naik. Pasalnya, ada korelasi antara harga dan ingatan konsumen. Harga tersebut akan terpatri diingatan konsumen walaupun ia tidak jadi membeli.

    Yang dibutuhkan pelaku UMKM tentu kestabilan ekonomi yang harusnya diciptakan oleh pemerintah.

    Pemerintah perlu menerbitkan kebijakan dan regulasi yang berpihak pada pelaku UMKM agar mampu berproduksi dengan harga output sesuai dengan daya beli masyarakat.

    Disisi pelaku UMKM perlu melakukan efisiensi, untuk menekan kenaikan beban produksi terhadap output serta harga di pasaran. Mereka harus bersikap proaktif, meneliti kebijakan harganya setiap saat. Di era digitalisasi ekonomi saat ini harga tidak bisa lagi tetap, melainkan pelan-pelan akan berubah menjadi fleksibel.

    Sebuah langkah prioritas yang masih mungkin dilakukan adalah pelaku UMKM perlu melakukan penelitian ekspetasi harga untuk mengetahui letak penerimaan harga dari konsumen karena pelaku UMKM hanya bisa mengusulkan, namun konsumen lah yang menentukan harga yang pas.

    Dalam perang pemasaran yang tidak pernah ada titik ujungnya, diperlukan kejelian untuk terus menerus memantau perkembangan pasar dan mengubah strategi pemasaran untuk meraih loyalitas pelanggan. Pelanggan loyal lah yang menjadi penyelamat bisnis, karena akan tetap membeli dan menggunakan. 

  • 0 Comments:

    Post a Comment

    ALAMAT

    Cihanjuang - Cimahi, Jawa Barat

    EMAIL

    idoeyoptima@gmail.com

    TELEPON

    (022) 664 6418

    MOBILE

    +62 812-2137-498